Cerpen
(Cerpen) Tetap Harmonis Walau Terpisahkan Oleh Jarak
Nama
lengkapku adalah Edo Prayogo. Namun, teman-teman biasa memanggilku dengan
sebutan Dodo. Aku merupakan siswa di salah satu SMA Negeri di Surabaya. Cerita
ini berawal saat aku menduduki bangku kelas 1 di SMA tersebut. Sudah setengah
tahun berjalan dan kami sudah saling mengenal teman kelas kami satu sama lain.
Disetengah tahun kelas 1 inipun aku dekat dengan salah seorang cewek yang satu
kelas denganku. Cewek dengan kulit putih, cantik, langsing, dan berkacamata
tersebut bernama Yani. Sebenarnya aku tidak hanya dekat dengan Yani, tapi juga
dengan teman sebangku dari Yani yaitu Nia. Aku tidak bermaksud memacari
dua-duanya. Hanya saja ingin mencari informasi lebih dari Yani melalui Nia.
Jadi Nia hanya opsi kedua saja.
Setiap hari aku selalu memperhatikan tingkah
laku mereka berdua ketika di kelas, yang kebetulan aku memang duduk dibangku
tepat dibelakang mereka. Lama sudah aku kenal mereka, akhirnya aku menjatuhkan
pilihan untuk jadian dengan Yani. Dia selalu menarik perhatianku ketika di
kelas. Namun, yang lebih menarik perhatianku akhir-akhir ini adalah Nia. Nia
yang aku kenal merupakan cewek pendiam yang tak banyak bicara di kelas itu
tiba-tiba menjadi cewek yang suka jahil dengan teman kelas. Entah kenapa Nia berubah
menjadi seperti itu semenjak aku jadian dengan Yani. Apakah Nia cemburu? Tapi
aku dari dulu lebih dekat dengan Yani dan menjadikan Nia berada dipilihan kedua
ketika aku merasa dicuekin oleh Yani. Tapi aku sudah tidak memperhatikan bahkan
tidak memperdulikan Nia saat itu karena aku sudah memiliki Yani.
Hubunganku dengan Yani
ternyata tidak berlangsung lama, bahkan terkesan sangat singkat. Hanya 3 hari
saja keberlangsungan hubungan kami. Ternyata Yani itu merupakan cewek pecemburu
berat, aku hanya duduk bersebelahan dengan cewek lain saja dia sudah marah,
bahkan itu juga penyebab kami putus. Tapi ya sudahlah mungkin berteman memang
lebih baik untuk kami berdua. Semenjak itu aku menghabiskan sisa waktu di kelas
1 itu dengan status jomblo.
Tak terasa kelas 1
sudah berakhir. Kami semua naik ke kelas 2 SMA. Masa kelas 2 SMA merupakan masa
paling indah saat bersekolah di SMA, karena kami memiliki adik dan kakak kelas.
Di kelas 2 SMA ini memang sedang nakal-nakalnya. Tak terkecuali Nia, Nia
kembali menarik perhatianku. Kali ini dia menarik perhatiannya berbeda tidak
seperti saat kelas 1 dulu. Tapi sekarang aku sering melihat Nia suka
gonta-ganti cowok. Ketika Nia dijemput saat pulang sekolah hampir setiap hari
berbeda cowok. Ketika bertemu di rumah makan juga berbeda cowok. Saat ini aku
ingin tau siapa cowok-cowok tersebut dan kenapa Nia sering gonta-ganti cowok.
Aku mulai menghubungi
Nia kembali untuk menanyakan hal yang ingin aku tanyakan tersebut “Hai Nia, apa
kabar?”. “Eh Dodo, hai juga ya kabar aku baik nih, tumben sms?”. “Iya nih
sebenernya aku mau tanya sama kamu, penasaran soalnya sama kamu yang sering
gonta-ganti cowok”. “Wah ada yang kepo nih haha, mereka itu cuma temenku kok.” Kemudian
sms kami terputus karena pulsaku yang telah habis hehe, ya jujur saja sih aku
juga masih ragu dengan jawaban Nia yang bilang kalo mereka semua cuma temannya.
Aku makin penasaran
dengan Nia. Jadi aku sms dia lagi dengan maksud awal ingin mengobati rasa
penasaranku, ya tentunya dengan mengisi pulsaku terlebih dahulu hhe. Sms kami
tak cukup hanya satu atau dua kali saja, tapi berkali-kali bahkan sampai
berhari-hari. Lama kami sudah saling berbalas sms sampai akhirnya Nia pun mulai
jujur kepadaku “Jujur ya Do, sebenernya alesan aku suka gonta-ganti cowok itu
buat ngelupain kamu, kamu yang dulu sempet buatku jatuh cinta tapi kamu malah
pacaran sama Yani dan ninggalin aku gitu aja, aku patah hati makanya aku gini sekarang
buat mengobati laraku.” Setelah aku mengetahui alasan Nia yang seperti itu aku
jadi merasa kasihan terhadap dia, aku jadi tidak tega dan mulai simpatik dengan
dia, bahkan mulai membuka hati untuk Nia.
Hari demi hari mulai
berganti dan hubunganku dengan Nia pun semakin dekat, bahkan lebih dekat dari
dahulu kala sewaktu kelas 1 SMA. Kami saling tukar perhatian yang berujung
nyaman. Lama kami dekat, bertemu pun juga sudah semakin seru rasanya ingin bertemu
lagi dan lagi walau malu, nyaman lah pokoknya. Sempat aku berfikir untuk
menembak Nia. Tapi sepertinya harus menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan
rasa ini kepadanya.
Malam telah datang,
langitpun mulai terlihat kerlap-kerlip oleh bintang. Mungkin ini saatnya aku
untuk nembak Nia. Disamping mood yang
sedang bagus juga sms kami lagi mesra, lalu aku sms Nia dengan kata-kata “Nia,
kita sudah lama saling kenal, sudah sama-sama saling tau satu sama lain, saling
tukar perhatian, dan aku rasa aku sudah nyaman denganmu. Dimalam ini aku mau
kalau kamu jadi pacar aku. Tapi kamu harus janji jangan deket-deket lagi sama
cowok lain. Apakah kamu bersedia?” Tak lama kemudian sms dariku dibalas oleh
Nia “Iya Do, aku juga udah nyaman sama kamu. Iya aku mau jadi pacar kamu dan
aku janji gak akan deket-deket sama cowok lain karena aku udah punya kamu.”
Kami pun jadian lewat sms, gampang memang sistem jadiannya, hanya lewat sms
saja dan tidak bertatapan muka. Kami memang lebih sering menghabiskan waktu di
sms.
Setelah pacaran kami
sudah tidak saling malu lagi, saat di sekolah setiap istirahat kami selalu
bergantian apel ke kelas masing-masing untuk mengobrol. Kami berada di kelas
yang berbeda, tapi letak kelas kami yang berhadapan membuat kami gampang untuk
saling memperhatikan satu sama lain. Kemana pun kami pergi saat di sekolah,
kami selalu janjian dan jalan bareng. Mulai dari ke kantin bareng, kamar mandi,
pulang sekolah, dsb.
Kelas 2 sudah kami
lewati ternyata, iya memang ketika kami jadian itu lagi berlangsung UAS untuk
naik ke kelas 3 SMA. Ujian lancar tanpa ada halangan apapun karena ada sang
penyemangat disetiap harinya. Setelah UAS tentunya ada libur panjang yang
menanti, dan libur panjang itu kami gunakan untuk berlibur ke rumah nenek kami
masing-masing yang berada di luar kota. Oleh karena itu, kami tidak pernah
bertemu selama liburan berlangsung. Kami hanya berhubungan lewat sms setiap
harinya, tapi kami tetap mesra dan saling merasa rindu.
Akhirnya musim sekolah
kembali datang, dengan kelas dan teman yang baru di kelas 3 SMA ini mungkin
akan sedikit disibukkan dengan persiapan untuk Ujian Nasional maka kami sedang
giat-giatnya untuk belajar bareng dan tak lupa saling memotivasi satu sama
lain. 2 bulan sudah hubungan kami berlangsung. Sampai suatu saat di rumah aku
dikagetkan dengan keputusan orang tuaku yang akan pindah ke luar kota yaitu ke
Yogyakarta, maka otomatis sekolahku pun ikut pindah. Mendengar berita itu aku
sedih karena akan berpisah dengan Nia, tapi aku tidak ingin putuskan hubungan
dengannya.
Keesokan harinya aku
dan orang tuaku mengurus surat pindah ke sekolahku. Dihari itu juga aku
berpamitan dengan teman kelas dan juga Nia. Terlihat raut wajah Nia saat itu sedih
sekali, mungkin ia sedang menahan tangis. Aku pun sedih juga bila harus
berpisah dengan sekolah serta teman-teman dan juga Nia. Namun, aku dan Nia
sudah berkomitmen untuk tetap menjalin hubungan walau terpisahkan jarak ini.
Kami berpacaran melalui
perantara alat komunikasi. Setiap malam minggu selalu kusempatkan untuk menelepon
Nia, dan pada hari-hari biasa setiap hari kapanpun dan dimanapun kami berada
selalu menyempatkan diri untuk sms agar dapat mengetahui kabar terkini satu
sama lain. Berbagai macam rintangan menghadang, kecemasan demi kecemasan mulai
timbul. Namun, perasaan kami sudah saling menyatu dan kuat jadi jika ada sesuatu
yang berubah dari kami dapat diketahui. Tak menghubungi sehari saja sudah
cemas, tidak telepon satu kali di malam minggu pun begitu. Lebay memang tapi
mau bagaimana lagi, hanya perantara alat komunikasi ini kami saling
berhubungan, jika tidak berkomunikasi dengan perantara itu kami tidak bisa
mengetahui apa yang sedang dilakukan satu sama lain.
6
bulan sudah keberlangsungan hubungan ini. Rasa rindu terus berdatangan, tapi
kami sudah sama-sama saling tau kalo rindupun tidak dapat langsung untuk bertemu
tanpa ada waktu yang mendukung. Jadi tak jarang kami saling cuek-cuekan karena
perasaan rindu yang timbul pada diri sendiri ini. Namun, harus ada salah satu
yang mengalah dan yang pengertian untuk memulai bersikap manja atau mencairkan
suasana agar kembali harmonis.
Sampai
suatu ketika ada keganjilan yang dibuat oleh Nia, sifat yang tak biasanya pada
dirinya. Smsku yang jarang dibalas, walaupun dibalas itupun singkat-singkat dan
terkesan acuh. Aneh lah pokoknya. “Nia kamu kenapa? Kok smsku dibalesnya jutek
gitu. Bosen ya? Atau lagi enggak mood?”.
“Eh Do, enggak jutek kok, nggak bosen juga, maaf ya.” Jawabnya. Hmm walaupun
Nia meminta maaf tapi masih tetap ada yang ganjil dari Nia. Tapi aku harus
berusaha untuk berfikiran positif terhadap Nia dan tidak berprasangka buruk.
Pikiran
positif itupun seketika sirna saat ada sms masuk dari Nia “Ah kamu ini bisa aja
gombalnya hhe, ya udah Jon besok kalo mau jemput jam 2 siang ya.” Derrrrrrrr
dagdigdug rasa didada membaca sms seperti itu yang notabene bukan balesan sms
dari aku dan aku tidak merasa mau menjemput Nia. Lagian ada kata Jon disitu yang
aku tau memang ada seorang cowok satu kelas dengan Nia yang bernama Jono.
Langsung aku balas sms itu ke Nia “Maksudnya apa nih? Salah kirim gitu”. “Eh
iya salah kirim Do maaf itu buat temen aku”. “Halah temen dari mana itu kamu
sama Jono pasti ada hubungan lebih dari sekedar temen.” Tuduhku.
Nia
terus membuat alasan dan aku tetap tidak percaya alasan itu karena sudah ada
bukti nyatanya yang membuktikan kalo Nia ada hubungan lebih dengan Jono. Aku
marah, kecewa, kesel, pengin bertemu dan menanyakan langsung kepada Nia.
Kebetulan esok hari adalah weekend dan
tidak ada acara apapun pada akhir pekan itu jadi aku berniat untuk menemui Nia.
Akhir
pekan telah tiba dan niatku untuk menemui Nia terlaksana sudah. Aku sudah
berada di rumah Nia. Aku ingin memperjelas masalah yang kemarin tentang sms
yang salah kirim itu. Mendengar alasan Nia yang dia jelaskan sambil nangis
itupun aku jadi tidak tega rasanya dan mencoba untuk percaya dengan Nia. Ya
sudah lah memang seharusnya aku percaya kepadanya. “Kamu mau minum apa Do? Biar
aku ambilin.” Tanya Nia kepadaku. “Aku mau air es aja.” Jawabku. Ketika Nia
pergi ke dapur untuk mengambilkan aku segelas minuman air es itu tiba-tiba
telepon genggam milik Nia berbunyi berulang kali. Ketika aku melihat dan
mengeceknya ternyata ada 2 panggilan tak terjawab dan 1 sms belum terbaca, dan ternyata
itu semua dari Jono. Ini dia kesempatanku untuk mengetahui faktanya. “Hey Nia
sayang kok telfonku gak diangkat? Jadi ketemu nggak nih?” Itulah isi sms dari
Jono. Wah ini tidak bisa dibiarkan. Segera aku memberitahu Nia dan menanyai Nia
tentang sms itu, barulah Nia mengakuinya karena merasa sudah terpojokkan. Nia
mengakui kalo memang dia selingkuh dengan Jono. “Nia, itu Jono minta ketemu, temuin
aja tapi aku ikut, buat memperjelas semuanya”. “Ah nggak usah lah udah biarin
aja Jono, aku lebih milih kamu kok udah nggak bakal selingkuh sama Jono lagi”.
“Aku nggak percaya! Udah buruan temuin Jono sekarang.” Aku memegang dan
menggandeng tangan Nia untuk segera pergi menuju lokasi yang sudah Jono tentukan
untuk bertemu dengan Nia.
Aku
dan Nia pun berangkat berboncengan menuju lokasi. Sesampainya di lokasi
tiba-tiba Jono kaget dan tanya kepadaku. “Kamu siapa? Kok sama Nia boncengan
kesininya?”. “Lah harusnya aku yang tanya kamu itu siapa? Aku pacarnya Nia
sejak kelas 2 SMA kemarin.” Jawabku. Mendengar ucapanku tersebut muka Jono jadi
memerah dan mulai marah ke Nia “Kenapa kamu gak bilang kalo kamu punya pacar!”.
“Iya maaf ya”. “Ah sudah lah sekarang gini aja, kamu lebih milih dia atau
aku?”. “Ya aku lebih milih Dodo lah, maaf ya Jon” Ucap Nia. Jono langsung
berkemas dan pergi begitu saja meninggalkanku dan Nia.
Tinggal
kami berdua yang berada disitu. Nia kembali mengulang ucapan yang baru saja ia
ucapkan. “Aku lebih milih kamu Do, aku sayang sama kamu. Maafin aku ya.” Aku
hanya diam saja dan berpura-pura tidak mendengar karena masih marah dengan Nia,
kenapa dia tega berselingkuh. Nia mulai meneteskan air matanya melihat respon
dariku yang seperti itu. Dalam hatiku “Ah ini Nia tau aja kelemahanku yang
selalu luluh kalo liat cewek nangis.” Lalu aku memberikan sapu tangan kepada
Nia untuk lap air matanya. “Iya sudah aku maafin kamu tapi janji jangan ulangi
kesalahan ini cukup sekali! Gak ada dua kali!” Ucapku dengan tegas. “Iya aku
janji nggak ngulangin ini lagi.” Ujar Nia. Lalu Nia memelukku sebagai tanda
terima kasihnya karena sudah dimaafkan. Kami melanjutkan ngobrol dengan serunya
sampai lupa waktu kalo ternyata hari sudah sore dan aku harus pulang ke rumah.
“Wah udah sore ini aku harus pulang, aku pamit ya”. “Yah, cepet banget
perasaan. Huh ya udah deh iya sayang.” Jawab Nia.
Aku
pun meminta Nia untuk mengantarkanku ke Stasiun dan membeli tiket kereta. 10
menit sudah aku menunggu, akhirnya kereta datang juga. “Aku pamit ya, kamu jaga
diri disini ya, besok-besok aku main kesini lagi. Inget jangan nakal lagi!”.
“Hehe iya aku nggak nakal lagi kok Do. Makasih ya buat hari ini.” Perpisahan
pada hari itupun ditutup dengan kecupan manja. Aku pun naik kereta dengan lega
dan hati kembali tenang.
Sesampainya
dirumah aku langsung sms Nia untuk mengabari kalo aku sudah sampai di rumah.
“Nia, aku udah sampai dirumah nih, makasih ya tadi bekesan hhe”. “Alhamdulilah,
iya Do sama-sama. Ya udah gih mending tidur aja udah malem lagian lelah pasti
kan?”. “Hehe iya lelah aku, ya udah aku tidur duluan ya, kamu jangan tidur
terlalu malem.” Sms perpisahan tidurku.
Keesokan
harinya aku terbangun dengan badan yang segar karena tidur lelap semalam. Tidak
lupa aku mengecek handphone dengan
niat ingin membangunkan Nia, siapa tau dia belum bangun. Saat membuka handphone ternyata ada sms dari Nia yang
dikirim semalam ketika aku sudah terlelap dalam tidur. “Dodo, selamat malam ya,
selamat tidur juga. Makasih ya Do buat hari ini tadi kamu udah dateng ke rumah
aku, ya walaupun ada kejadian yang enggak enak dan jadi membuatmu marah. Tapi
jujur Do aku nyesel dan gak bakal ngulangin kesalahan itu lagi karena aku
sayang sama kamu. Aku gak mau kamu pergi ninggalin aku. Aku tau juga kalo kamu
ga bisa disetiap saat ada didekatku tapi aku tau juga kalo kamu selalu berusaha
untuk selalu ada buat aku. Aku hargai itu Do, dan aku bakal setia sama kamu.
Bimbing aku ya Do biar bisa jalani hubungan ini dengan lebih serius sama kamu. I Love You So Much.” Membaca sms yang
seperti itu membuat hatiku semakin luluh dan seakan level cintaku kepada Nia
meningkat.
Kami sama-sama mempunyai
cara agar hubungan jarak jauh ini dapat berlangsung lama dan tetap harmonis.
Yaitu setiap sedang berkomunikasi pada malam hari menjelang tidur, pasti ada
yang ketiduran terlebih dahulu, entah itu aku duluan atau Nia duluan. Nah, yang
ditinggal tidur itu yang mengirimkan sms dengan kata-kata romantis dan selalu
menceritakan hal apa yang disukai dan tidak disukai darinya pada hari itu. Jadi
setiap bangun tidur dipagi hari pasti membaca sms tersebut dan merasa tersentuh
hatinya, ya bisa menjadi mood pagi yang
baik untuk menjalani aktifitas dihari itu. Kami selalu saling menjaga keharmonisan.
Tak lepas jika ada salah satu dari kami yang sedang marah. Maka ketika tidurpun
kita yang sedang kena marah itu memberikan kata-kata permohonan maaf dan janji
untuk tidak megulangi sebab timbulnya kemarahan tersebut, dengan cara yang
romantis tentunya. Kata-kata tersebut terbukti sangat manjur untuk kami berdua.
Itulah kunci keharmonisan dari kami.
Tak terasa 2 tahun
sudah kami berhubungan jarak jauh seperti ini. Sudah sama-sama lulus SMA memang
kami. Banyak rintangan yang dihadapi saat jauh, mulai dari tak berkomunikasi
selama 1 bulan, sampai perselingkuhan yang tak diinginkan. Tapi mau
bagaimanapun nakalnya aku tetap akan kembali ke Nia, begitu pula Nia yang akan
tetap kembali kepadaku. Hubungan jarak jauh ini mengajarkan kami arti dari
sebuah kepercayaan, kesetiaan, pentingnya kabar, serta selalu menghargai setiap
detik waktu ketika sedang bersama.
Semoga teman-teman
semua senang dan ada kesan positif setelah membaca cerpen ini. Maaf bila ada
salah-salah kata. Sekian dan terimakasih. Bravo LDR!
Baca juga: (Cerpen) HubunganTanpa Status
Posting Komentar
2 Komentar
buatan sendiri ya mas?
BalasHapuslumayan buat tugas sekolah
Iya buat sendiri. Haha iya oke. Mampir ke tulisan lain juga siapa tau bermanfaat :-)
Hapus